SalesAt PT Mirae Asset Sekuritas
Rio Juli Nugroho, SE
Email : rio.nugroho@miraeasset.co.id
Mobile : +62852 1879 7877
Chat WhatsApp

Dasar Analisa Fundamental

Posted On Minggu, Januari 28

Dasar Analisa Fundamental


1. Current Ratio ( Rasio Lancar)

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :

Current Ratio = Aktiva Lancar/utang Lancar

Contoh : Current Ratio Pada PT XYZ Medan adalah sebagai berikut ( dalam Rupiah ) :
Tahun 2005 : = 1,04
Tahun 2006 : = 1,05

Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun 2005 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 1,04. untuk tahun 2006 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh Rp.1,05 aktiva lancar.

2. Rasio Solvabilitas
Rasio Hutang mengukur seberapa banyak perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio hutang 35%, menunjukan bahwa 35% asset perusahaan dibiayai oleh hutang. Hutang bisa berarti baik ataupun buruk. Pada saat suku bunga tinggi, perusahaan yang memiliki rasio hutang tinggi akan mengalami masalah keuangan. Sebaliknya, hutang yang tinggi pada saat ekonomi membaik akan mendorong fleksibilitas perusahaan melakukan ekspansi meningkatkan keuntungan. Kita harus jeli melihat tujuan, sebab dan akibat perusahaan berhutang. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.

3. Rasio Profitabilitas
Margin Pendapatan Bersih - Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Margin Pendapatan Bersih semakin baik operasi suatu perusahaan. Sebagai contoh : apabila margin pendapatan bersih sebesar 30 persen, artinya setiap Rp 1000 penjualan di peroleh keuntungan bersih sebesar Rp 300.

a. Return On Assets (ROA)

Mengukur tingkat pengembalian investasi dibanding dengan total asset. Mengukur efisiensi bisnis dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih .
Rumus untuk menghitung return on assets adalah :

ROA = Laba Bersih : Asset

Laba bersih adalah pendapatan setelah pajak . Hal ini dapat ditemukan pada laporan laba rugi .

analisis : Return On Asset menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dari setiap rupiah asset yang dimiliki. Dengan demikian nilai-nilai yang lebih tinggi dari Return On Assets menunjukkan bahwa bisnis lebih menguntungkan . Rasio ini harus hanya digunakan untuk membandingkan perusahaan di industri yang sama. Alasan untuk ini adalah Perusahan yang memiliki ROA paling besar berarti menghasilkan pendapatan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lainnya . Kecenderungan peningkatan ROA menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan membaik . Sebaliknya, tren penurunan berarti bahwa profitabilitas memburuk.

b. Return On Equity (ROE)

Mengukur tingkat pengembalian investasi dibanding dengan total asset . Ini adalah ukuran dari profitabilitas investasi pemegang saham . Ini menunjukkan laba bersih sebagai persentase dari ekuitas pemegang saham. Rumus untuk menghitung return on equity adalah :

ROE = Laba Bersih / Modal
Laba bersih adalah pendapatan laba setelah pajak penghasilan. Hal ini dapat ditemukan pada laporan laba rugi.

analisis :
Return on equity merupakan ukuran penting dari profitabilitas perusahaan . Nilai yang lebih tinggi umumnya makna yang menguntungkan bahwa perusahaan yang efisien dalam menghasilkan pendapatan investasi baru . juga memeriksa tren di ROE dari waktu ke waktu .

4. Rasio Investasi

a. PER

Price Earning Ratio (per) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Semakin kecil PER, maka saham akan semakin dilirik pasar karena harganya termasuk murah. Per dihitung dengan satuan kali. PER adalah hasil dari harga saham saat ini dibagi dengan EPS (Earning per Share). EPS sendiri menggambarkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh pemegang saham per lembar saham.

Earning per Share
Bagian laba perusahaan yang dialokasikan untuk setiap saham yang beredar dari saham biasa. Laba per saham berfungsi sebagai indikator profitabilitas perusahaan.
rumus:
laba bersih – dividen pada saham preferen / rata-rata saham yang beredar

Saat menghitung, itu lebih akurat untuk menggunakan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama jangka pelaporan, karena jumlah saham yang beredar dapat berubah dari waktu ke waktu. Namun, sumber data kadang-kadang menyederhanakan perhitungan dengan menggunakan jumlah saham yang beredar pada akhir periode.

b. Deviden Payout Rasio

Rasio pembayaran dividen adalah jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham relatif terhadap jumlah total laba bersih perusahaan. Jumlah yang tidak dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham dipegang oleh perusahaan untuk pertumbuhan. Jumlah yang disimpan oleh perusahaan disebut saldo laba/laba ditahan.

Formula ini digunakan oleh kebanyakan investor ketika mempertimbangkan apakah akan berinvestasi dalam perusahaan yang menguntungkan yang membayar dividen (melihat historikal pembagian dividen sbg tolak ukur lanjutan)  versus perusahaan yang menguntungkan yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Dengan kata lain, formula ini memperhitungkan penghasilan tetap dibandingkan reinvestasi untuk kemungkinan laba masa depan, dengan asumsi perusahaan memiliki laba bersih.

rumus :

dividen payout ratio =   dividen dibagi Net income

c. Price to Book Value
Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai book value (BV) suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV berarti pasar percaya terhadap prospek perusahaan tsb. Sementara book value sendiri adalah rasio yang membagi total asset bersih  (asset-hutang) dengan total saham beredar.

Rumus :
BV = total asset bersih : jumlah saham beredar
PBV  = Harga saham : Book Value



Dasar Analisa Teknikal Saham


Dasar Analisa Teknikal 

Teknikal analysis adalah suatu metode pengevaluasian saham, komoditas ataupun sekuritas lainnya denagan cara menganalisa statistik yang dihasilkan oleh aktifitas pasar di masa lampau guna memprediksikan pergerakan harga saham dimasa mendatang.

Para analis yang melakukan riset dengan menggunakan data-data teknikal ini disebut teknikal analysis atau sering juga disebut technicalist/chartist. Para techicalist tidak menggunakan data-data  ekonomi untuk mengukur nilai yang sebernanya (intrintic value) dari suatu saham  seperti yang dilakukan oleh fundamentalist tapi menggunakan grafik (chart) yang merekam pergerakan harga dan jumlah transaksi (volume) untuk mengidentifikasi pola pergerakan harga yang terjadi di pasar.

Supaya mudah dimengerti , perbedaan fundamentalist dengan technicalist dapat diibaratkan seperti orang yang sedang berbelanja di mall. Para fundamentalist pergi ke setiap toko yang berada didalam mall,mempelajari nilai barangnya (intristic value) ,baru mengambil keputusan untuk membeli. Sedangkan technicalist duduk dan memperhatikan orang-orang yang keluar masuk serta berbelanja di toko-toko tersebut , baru kemudian mengambil keputusan bedasarkan hal itu tanpa mengukur nilai intrinsiknya sendiri.

Ada tiga pemikiran yang menjadi dasar technical analysis :

1. pergerakan harga yang telah terjadi dipasar telah mewakili semua faktor lain (market action dicounts everything )

2. terdapat suatu pola kecenderungan dalam pergerakan harga (price move in trends)

3. sejarah akan terulang (histori repeats itself)

Pernyataan pada poin satu pergerakan harga yang telah terjadi dipasar telah mewakili semua faktor lain (market action dicounts everything ) mungkin merupakan poin terpenting dan menjadi dasar utama pemikiran dalam  technical analysis. Bila poin ini tidak dipahami secara mendalam,maka penjelasan dalam studi technical analysis menjadi sulit diterima atau dimengerti.

Para technicalist meyakini bahwa segala sesuatu yang bisa mempengaruhi harga saham baik dari segi fundamental ,poitik, maupun factor lainnya secara psikologis telah tercermin pada pergerakan harga yang terjadi dipasar. Hal ini dikarenakan hukum penawaran dan permintaan (supply & demand ) yang membentuknya . dari dasar hukum ekonomi ini para technicalist menyimpulkan bahwa jika harga naik , apapun alasan dibalik kenaikan harga tersebut , demaind pasti lebih besar dari pada supply dan dari sisi fundamental mestinya bullish.

Sebaliknya jika harga turun , supply pasti lebih besar dari pada demand dan dari sisi fundamental menstinya bearish.Jadi grafik (charts) itu sendiri tidaklah menyebabkan harga naik ataupun turun ,namun merupakan cerminan psikologi dari para pelaku pasar itu sendiri. Chart dapat di ibaratkan seperti sebuah foto . dari gambar yang terpotret dari sebuah foto ,kita dapat memperkirakan apakah orang tersebut sedang sehat ataupun sakit ,bahagia atau sedih dan lain sebagainnya.

Bullish dan bearish adalah istilah dalam bahasa inggis yang digunakan untuk melambangkan situasi pasar. Bull artinya banteng , seperti ciri banteng yang suka mengayunkan tanduk keatas , melambangkan optimisme para pelaku dalam kondisi pasar yang harganya sedang naik. Bearish berasal dari kata bear, seperti ciri beruang yang suka mengayunkan cakarnya kebawah , melambangkan pesimisme para pelaku dalam kondisi pasar yang harganya sedang  turun.

Langkah Awal Memulai Investasi

Awal Memulai Investasi


Mengetahui resiko dan tujuan investasi adalah langkah awal sebuah investasi yang sukses, termasuk untuk saham. Melihat harga saham naik dan turun bisa jadi menakutkan, terutama bagi pemula. Hal inilah yang sering membuat orang takut berinvestasi saham – investasi saham sering dianggap agresif dan beresiko tinggi.  (baca juga : investor VS spekulator)

Ungkapan dari salah seorang investor dan jutawan Amerika, Warren Buffett, “Resiko datang dari ketidakpahaman tentang apa yang Anda lakukan."Semakin Anda mengerti tentang pasar modal dan bagaimana cara kerjanya, semakin nyaman Anda berinvestasi di dalamnya."

Sering muncul pertanyaan seperti ini !

Apa sih saham itu? Apa sih untungnya? 

Apa perlu Berinvestasi Saham ?

Bagaimana sih cara investasinya dan membuka rekening saham?

Cara membelinya gimana sih ?

Kok gak yakin ya, Bagaimana sih mekanismenya?

Kenapa kita harus investasi?

Untuk investor pemula pasar modal, tak perlu ragu dan khawatir bila berinvestasi di pasar modal Indonesia.lihat  saja daya tarik asing terhadap pasar modal Indonesia. Aksi beli saham-saham di Indonesia oleh investor asing semakin semarak pada tahun ini. Masih tetap takut dengan resiko, resiko ? kita dapat minimalisir dengan berinvestasi pada saham-saham blue chip.

Blue chip adalah perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil, liabilitas dalam jumlah yang tidak terlalu banyak dan tentunya risiko bakal lebih kecil. Saham blue chip memiliki kapitalisasi pasar besar dan selalu menjadi motor penggerak indeks harga saham gabungan (IHSG).Saham bluechip di pasar modal Indonesia bisa menjadi pilihan aman bagi investor awam. PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Jasa Marga Tbk. (JSMR), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRRM) Masih ga percaya,return investasi di saham lebih tinggi ketimbang deposito.?


Silakan klik Tombol TUTORIAL DAFTAR untuk mendapatkan panduan yang lebih detail mengenai Mirae Asset Sekuritas dan Tata cara daftar online di Mirae Asset Sekuritas.


Feature Online Trading Unggulan Di Mirae Asset Sekuritas "Klik disini"
Kelebihan Mirae Asset Sekuritas dibanding sekuritas lain "Klik disini"
Biaya Fee Transaksi Mirae Asset Sekuritas "Klik disini"
Jenis Rekening Mirae Asset Sekuritas "Klik disini"

Baca juga :  Belajar Cepat Teknikal Analysis, Support Resisten, Indikator Dan Trend Line-KLIK DISINI

Diberdayakan oleh Blogger.

PT. MIRAE ASSET SEKURITAS OE LEBAK BULUS

SEYEON Building, Jl. Adiaksa Raya No.33, Jakarta Selatan
+62852 1879 7877
Senin - Jumat (08.00 - 16.00)
© analisaku.com All Rights Reserved