SalesAt PT Mirae Asset Sekuritas
Rio Juli Nugroho, SE
Email : rio.nugroho@miraeasset.co.id
Mobile : +62852 1879 7877
Chat WhatsApp

Tips & Trick Menyikapi Sentimen Trading Saham

Posted On Minggu, Januari 28


Kualitas Perilaku pada manajemen Perusahaan


Bacalah laporan keuangan emiten/perusahaan tahun2 sebelumnya, apakah laporan yg disusun manajemen tercapai atau sebaliknya. Gejolak pergantian manajemen tanpa alasan kuat, juga memberi sinyal kepada investor untuk menyimpan saham tsb. Manajemen adalah jatung yang menjalankan perusahaan seperti yang diharapkan oleh para investor.

Kekuatan Modal dan Keuangan Perusahaan

Seringlah membuka situs atau web yang menyediakan informasi tentang Profil Perusahaan (contoh www.idx.co.id). Untuk melihat isi dari sebuah perusahaan selama beberapa tahun terahir, biasanya 3-5 tahun terahir. Mulailah membaca laporan arus kas (apakah pertumbuhan laba stabil selama waktu itu 3-5 tahun) dengan memperhatikan pertumbuhan laba perusahaan tersebut dari tahun ke tahun dan perhatikan proporsi hutang  perusahaan (lebih detainya melihat catatan kaki apakah hutang jangka panjang/ pendek dan menggunakan bunya tetap atau sebaliknya.) bandingkanlah laporan antara laporan yg dipublikasi di public dengan yang dilaporkan ke otoritas bursa, untuk mengecek transparansi perusahaan.

Kondisi Kesehatan Industri
Kondisi industry yang sedang bagus akan memberikan kembalian yang bagus, sebaliknya apabila kondisi yang sedang buruk akan memberikan kembalian yang buruk pula.

Misal dalam kondisi menjelang lebaran/hari raya perusahaan berbasis consumer goods akan terapresiasi karena kebutuhan menjelang lebaran. (contoh saham consumer goods UNVR,INDF dan Perusahaan yg berbasis perternakan CPIN)

Sebagai gamabaran kebutuhan energi dunia akan terus meningkat sementara kebutuhan energi yang tidak dapat diperbaharui jumlahnya semakin terbatas  (contoh saham ADRO, MEDC, INCO, PGAS) contoh kecil apabila harga batu bara atau minyak dunia naik maka saham yg berhubungan dengan minyak dan batubara akan mengikuti kenaikannya ,begitupula sebaliknya.

Kondisi Kesehatan Ekonomi Nasional, Regional dan Global.

Meski kondisi perusahaan dinilai dalam kondisi relatif baik. Tetapi kondisi nasional atau global sedang krisis bisa menjadi sebuah keputusan untuk menunda keputusan investasi untuk menunggu saat yang tepat ketika kondisi ekonomi sudah mulai membaik dan beranjak pulih.

Seperti contoh krisis global di tahun 2008 , yang menyebabkan harga saham jatuh berguguran, tidak lain karena imbas dari krisis yang terjadi di AS sana.

Dasar Analisa Fundamental

Dasar Analisa Fundamental


1. Current Ratio ( Rasio Lancar)

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :

Current Ratio = Aktiva Lancar/utang Lancar

Contoh : Current Ratio Pada PT XYZ Medan adalah sebagai berikut ( dalam Rupiah ) :
Tahun 2005 : = 1,04
Tahun 2006 : = 1,05

Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun 2005 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 1,04. untuk tahun 2006 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh Rp.1,05 aktiva lancar.

2. Rasio Solvabilitas
Rasio Hutang mengukur seberapa banyak perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio hutang 35%, menunjukan bahwa 35% asset perusahaan dibiayai oleh hutang. Hutang bisa berarti baik ataupun buruk. Pada saat suku bunga tinggi, perusahaan yang memiliki rasio hutang tinggi akan mengalami masalah keuangan. Sebaliknya, hutang yang tinggi pada saat ekonomi membaik akan mendorong fleksibilitas perusahaan melakukan ekspansi meningkatkan keuntungan. Kita harus jeli melihat tujuan, sebab dan akibat perusahaan berhutang. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.

3. Rasio Profitabilitas
Margin Pendapatan Bersih - Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Margin Pendapatan Bersih semakin baik operasi suatu perusahaan. Sebagai contoh : apabila margin pendapatan bersih sebesar 30 persen, artinya setiap Rp 1000 penjualan di peroleh keuntungan bersih sebesar Rp 300.

a. Return On Assets (ROA)

Mengukur tingkat pengembalian investasi dibanding dengan total asset. Mengukur efisiensi bisnis dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih .
Rumus untuk menghitung return on assets adalah :

ROA = Laba Bersih : Asset

Laba bersih adalah pendapatan setelah pajak . Hal ini dapat ditemukan pada laporan laba rugi .

analisis : Return On Asset menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dari setiap rupiah asset yang dimiliki. Dengan demikian nilai-nilai yang lebih tinggi dari Return On Assets menunjukkan bahwa bisnis lebih menguntungkan . Rasio ini harus hanya digunakan untuk membandingkan perusahaan di industri yang sama. Alasan untuk ini adalah Perusahan yang memiliki ROA paling besar berarti menghasilkan pendapatan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lainnya . Kecenderungan peningkatan ROA menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan membaik . Sebaliknya, tren penurunan berarti bahwa profitabilitas memburuk.

b. Return On Equity (ROE)

Mengukur tingkat pengembalian investasi dibanding dengan total asset . Ini adalah ukuran dari profitabilitas investasi pemegang saham . Ini menunjukkan laba bersih sebagai persentase dari ekuitas pemegang saham. Rumus untuk menghitung return on equity adalah :

ROE = Laba Bersih / Modal
Laba bersih adalah pendapatan laba setelah pajak penghasilan. Hal ini dapat ditemukan pada laporan laba rugi.

analisis :
Return on equity merupakan ukuran penting dari profitabilitas perusahaan . Nilai yang lebih tinggi umumnya makna yang menguntungkan bahwa perusahaan yang efisien dalam menghasilkan pendapatan investasi baru . juga memeriksa tren di ROE dari waktu ke waktu .

4. Rasio Investasi

a. PER

Price Earning Ratio (per) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Semakin kecil PER, maka saham akan semakin dilirik pasar karena harganya termasuk murah. Per dihitung dengan satuan kali. PER adalah hasil dari harga saham saat ini dibagi dengan EPS (Earning per Share). EPS sendiri menggambarkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh pemegang saham per lembar saham.

Earning per Share
Bagian laba perusahaan yang dialokasikan untuk setiap saham yang beredar dari saham biasa. Laba per saham berfungsi sebagai indikator profitabilitas perusahaan.
rumus:
laba bersih – dividen pada saham preferen / rata-rata saham yang beredar

Saat menghitung, itu lebih akurat untuk menggunakan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama jangka pelaporan, karena jumlah saham yang beredar dapat berubah dari waktu ke waktu. Namun, sumber data kadang-kadang menyederhanakan perhitungan dengan menggunakan jumlah saham yang beredar pada akhir periode.

b. Deviden Payout Rasio

Rasio pembayaran dividen adalah jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham relatif terhadap jumlah total laba bersih perusahaan. Jumlah yang tidak dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham dipegang oleh perusahaan untuk pertumbuhan. Jumlah yang disimpan oleh perusahaan disebut saldo laba/laba ditahan.

Formula ini digunakan oleh kebanyakan investor ketika mempertimbangkan apakah akan berinvestasi dalam perusahaan yang menguntungkan yang membayar dividen (melihat historikal pembagian dividen sbg tolak ukur lanjutan)  versus perusahaan yang menguntungkan yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Dengan kata lain, formula ini memperhitungkan penghasilan tetap dibandingkan reinvestasi untuk kemungkinan laba masa depan, dengan asumsi perusahaan memiliki laba bersih.

rumus :

dividen payout ratio =   dividen dibagi Net income

c. Price to Book Value
Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai book value (BV) suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV berarti pasar percaya terhadap prospek perusahaan tsb. Sementara book value sendiri adalah rasio yang membagi total asset bersih  (asset-hutang) dengan total saham beredar.

Rumus :
BV = total asset bersih : jumlah saham beredar
PBV  = Harga saham : Book Value



Dasar Analisa Teknikal Saham


Dasar Analisa Teknikal 

Teknikal analysis adalah suatu metode pengevaluasian saham, komoditas ataupun sekuritas lainnya denagan cara menganalisa statistik yang dihasilkan oleh aktifitas pasar di masa lampau guna memprediksikan pergerakan harga saham dimasa mendatang.

Para analis yang melakukan riset dengan menggunakan data-data teknikal ini disebut teknikal analysis atau sering juga disebut technicalist/chartist. Para techicalist tidak menggunakan data-data  ekonomi untuk mengukur nilai yang sebernanya (intrintic value) dari suatu saham  seperti yang dilakukan oleh fundamentalist tapi menggunakan grafik (chart) yang merekam pergerakan harga dan jumlah transaksi (volume) untuk mengidentifikasi pola pergerakan harga yang terjadi di pasar.

Supaya mudah dimengerti , perbedaan fundamentalist dengan technicalist dapat diibaratkan seperti orang yang sedang berbelanja di mall. Para fundamentalist pergi ke setiap toko yang berada didalam mall,mempelajari nilai barangnya (intristic value) ,baru mengambil keputusan untuk membeli. Sedangkan technicalist duduk dan memperhatikan orang-orang yang keluar masuk serta berbelanja di toko-toko tersebut , baru kemudian mengambil keputusan bedasarkan hal itu tanpa mengukur nilai intrinsiknya sendiri.

Ada tiga pemikiran yang menjadi dasar technical analysis :

1. pergerakan harga yang telah terjadi dipasar telah mewakili semua faktor lain (market action dicounts everything )

2. terdapat suatu pola kecenderungan dalam pergerakan harga (price move in trends)

3. sejarah akan terulang (histori repeats itself)

Pernyataan pada poin satu pergerakan harga yang telah terjadi dipasar telah mewakili semua faktor lain (market action dicounts everything ) mungkin merupakan poin terpenting dan menjadi dasar utama pemikiran dalam  technical analysis. Bila poin ini tidak dipahami secara mendalam,maka penjelasan dalam studi technical analysis menjadi sulit diterima atau dimengerti.

Para technicalist meyakini bahwa segala sesuatu yang bisa mempengaruhi harga saham baik dari segi fundamental ,poitik, maupun factor lainnya secara psikologis telah tercermin pada pergerakan harga yang terjadi dipasar. Hal ini dikarenakan hukum penawaran dan permintaan (supply & demand ) yang membentuknya . dari dasar hukum ekonomi ini para technicalist menyimpulkan bahwa jika harga naik , apapun alasan dibalik kenaikan harga tersebut , demaind pasti lebih besar dari pada supply dan dari sisi fundamental mestinya bullish.

Sebaliknya jika harga turun , supply pasti lebih besar dari pada demand dan dari sisi fundamental menstinya bearish.Jadi grafik (charts) itu sendiri tidaklah menyebabkan harga naik ataupun turun ,namun merupakan cerminan psikologi dari para pelaku pasar itu sendiri. Chart dapat di ibaratkan seperti sebuah foto . dari gambar yang terpotret dari sebuah foto ,kita dapat memperkirakan apakah orang tersebut sedang sehat ataupun sakit ,bahagia atau sedih dan lain sebagainnya.

Bullish dan bearish adalah istilah dalam bahasa inggis yang digunakan untuk melambangkan situasi pasar. Bull artinya banteng , seperti ciri banteng yang suka mengayunkan tanduk keatas , melambangkan optimisme para pelaku dalam kondisi pasar yang harganya sedang naik. Bearish berasal dari kata bear, seperti ciri beruang yang suka mengayunkan cakarnya kebawah , melambangkan pesimisme para pelaku dalam kondisi pasar yang harganya sedang  turun.

Diberdayakan oleh Blogger.

PT. MIRAE ASSET SEKURITAS OE LEBAK BULUS

SEYEON Building, Jl. Adiaksa Raya No.33, Jakarta Selatan
+62852 1879 7877
Senin - Jumat (08.00 - 16.00)
© analisaku.com All Rights Reserved